Generasi Profesional
Sahabatku semua, assalamu’alaikum wr.wb.
Berbicara dalam permasalahan generasi, tentu kita harus tahu apa itu yang
dinamakan dengan generasi? dalam KBBI diterangkan bahwa generasi itu adalah masa
satu angkatan orang-orang hidup, keterangan ini saya kutib dari KBBI digital. V1.1, didalam kamus
tersebut pula diperjelas bahwa generasi itu di bagi menjadi 4 kelompok yaitu: generasi
muda,generasi penerus, generasi politik, dan generasi tua.
Untuk meberikan
stimulus bagi saya dalam menyampaikan haliah generasi, Maka kiranya perlu saya membatasi
pada kelompok generasi penerus saja.
Sahabat-sahabatkuku
yang berbahagia
Saya dan
sahabatku itu semua, tak lain adalah bagian dari generasi penerus, hanya saja generasi
yang hidup di zaman era technology yang berkembang pesat, dan akan selalu
berkembang. Tentu tantangan yang di hadapi semakin komplek. Bukan generasi yang hidup di zaman penjajahan
RI oleh Belanda, Portugal, Spanyol, Jepang dll. Namun hakikinya, meskipu kita
hidup pada era demikian, kalau kita tidak mampu mengendalikan diri terhadap
permainan zaman, kita itu tak ubahnya dijajah oleh zaman itu sendiri.
Dikendalikan oleh zaman bagaimana yang saya maksud, yang saya maksud adalah
keterlenaan kita untuk menjadi mandiri, tanpa ketergantungan apapun, misal kita
tidak memiliki laptop kemudian kita tidak mau belajar, kita tidak mau membaca.
Misal yang lain kalau kita tidak dibelikan motor oleh orang tua kita, kita
tidak mau sekolah, kedua contoh tersebut merupakan bentuk penjajahan zaman
kepada kita.
Sehingga perlu kita menarik kebijaksanaan akan memenuhi kebutuhan yang di
perlukan semata itu lebih baik, dan kewajibanya pelajar adalah belajar-belajar-
dan belajar.
Oke, setelah kita faham dengan kosa kata
generasi kemudian kita memahami pula kosakata prestasi.
Dalam Saya memaknai secara bahasa
saya mengutip di kamus yang sama, bahwa prestasi itu adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Serta kamus tersebut mengkelompokkanya menjadi 3 kelompok yaitu:
prestasi akademis, prestasi belajar, dan prestasi kerja. Hanya saja pengelompokan
tersebut, hanya dibagi berdasar sudut pandang empiris semata artinya; berdasarkan
pengalaman terutama yg diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yg telah
dilakukan.
Nah, sahabatku
semua dengan
Dengan demikian
saya tidak perlu menjelaskan generasi yang berprestasi dari berbagai kelompok
tersebut. Saya akan menjelaskan generasi berprestasi dalam hal belajarnya saja.
Prestasi
belajar seharusnya menjadi harga mati bagi seorang terpelajar seperti halnya
saya dan sahabatku semuanya. Karena kegagalan pembelajaran kita itu tak ubahnya
kegagalan pembangunan bangsa kita.
Kemudian kawan,
bagaimana kita dapat membangun masa depan negeri atau bangsa?.
Sahabatku yang
berbahagia, menurut saya pembangunan bangsa tidak benar kalau menunggu masa
depan, karena pembangunan itu bukan sebuah barang isntan maka pembangunan itu
bentukan yang harus sejak sekarang sudah dirilis.
Saat ini pula kita harus membangun berawal dari diri kita terlebih dahulu,
kita hindarkan diri kita dari kebodohan yang bersemayam pada kita, bagaimana
kita mampu keluar dari kebodoha tersebut?, tak lain jalan kita adalah
memaksakan diri untuk belajar-belajar dengan apa yang kita cintai dan senangi
tanpa henti, karena belajar itu batasnya setelah kita mati.
Proses kecerdasan dan wawasan seseorang itu akan berkembang, tak ubahnya
seperti pisau yang selalu di asah, begitu pula pikiran kita yang selalu kita
asah kawan, akan menjadi semakin tajam seperti halnya pisau tajam.
Kawan-kawanku
yang ceria,
Sekarang saya akan menjelaskan apa itu generasi yang berprestasi
yang berimplikasi pembangunan bagsa kita. Diawal saya sudah berusaha untuk
membidik generasi yang berarti penerus dalam berprestasi belajar guna
pembangunan bagsa Indonesia yang kita cinta.
Sebagai
generasi penerus bangsa kita tidak akan rela bangsa kita tertinggal dari Negara
lain, maka dari itu kita sebagai penerus wajib hukumnya untuk meneruskan
pembangunan bangsa dengan prestasi kita. Kalau kita mau berfikir ke belakang
bagaimana para pahlawan yang telah mendahului kita memperjuangkan kemerdekaan
dengan berbagai pengorbanan mereka tanpa pamrih, hingga kita secara konstitusi
diakui merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Setidaknya kita dapat mengambil ibroh agar
semangat kita slalu stabil.
Namun hakikinya saat ini kita masih saja terjajah apa bukti kita masih
terjajah di masa sekarang?.
Sebelumnya saja jelaskan, bahwa penjajahn itu tidak sepenuhnya diartikan
penjajahan yang berupa fisik semata, melainkan penjajahan yang paling ektrim,
manurut prof Nyoman kutha ratna penjajahan adalah penjajahan dalam bentuk
wacana, apa maksudnya?
Artinya kita dijajah dalam hal pengetahuan dan pengerdilan pemikiran yang
kita miliki, yakni mental pelajar kita di rendahkan agar supaya kita tidak
memiliki nyali yang akhirnya menjadikan kita terpuruk, dan kita mudah di
jadikan budak oleh mereka.
Sahabatku yang
tercinta
Maka dari itu kita
sebagai kaum terpelajar tidak boleh menyiakan waktu belajar, wujud belajar kita
itu merupakan bagian dari usaha pembangunan bangsa itu sendiri. Bagaimana
bentuk belajar kita kawan yang hakiki, pembelajaran kita yang hakiki adalah
dengan membaca-membaca dan membaca.
Seperti yang
sering kita dengar bahkan kita sudah menhafalnya, bagaimana Allah menunjukkan
pentingnya membaca, hal demikian tercermin pada Firman Allah surat al-‘Alaq
ayat pertama:
إقرأ باسم ربك الذى خلق
Printah Allah kepada nabi Muhammad untuk membaca dan membaca. Padahal nabi
sendiri belum tahu apa yang harus dibaca, seteleh Allah memperintahkan membaca
3 kali, Akhirnya cerita singkatnya nabi Muhammad membaca surat tersebut melalui
pembelajaran oleh malaikat Jibril.
Sahabatku, salah satu makna yang dapat dipetik dari surat tersebut adalah
perintah untuk selalu membaca guna kesuksesan kita semua, terlebih pembangunan
bangsa kita, sekarang dan kelak.
Gadamer pernah mengatakan bahwa: tulisan adalah entitas yang hidup, membaca
tulisan sama dengan berdialog. Dalam pepatah lain dikatakan: siapa membaca akan
mengetahui dan siapa menulis tidak akan mati.
Memetik dari kedua qaul tersebut sayogjanya kita tidak lelah-lelahnya
selalu membaca-membaca-memba dan membaca.
Oke kawan, wawasan kita akan selalu bertambah jika kita mau membaca, dengan
membaca wawasan kita akan semakin meningkat, dengan membaca kita tidak akan
pernah dapat dibodohi oleh siapapun.
Kawan, dari berbagai keterangan di atas, saya menyimpulkan bahwa
pembangunan bangsa ini akan maju da maju selama pelakunya konsisten dan
kontinyu dengan membaca-membaca dan membaca. Dengan membaca kita tidak hanya
akan menjadikan kemajuan bagi bangsa sendiri, melainkan pula akan menjadikan
besarnya bangsa.
Dikesempatan singkat ini kiranya demikian yang dapat saya sampaikan moga
bermanfaat, terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.br.
El_kutub attuwungiyu@gmai.com
0 komentar :
Santri kudu wani kluruk
el_kutub. Diberdayakan oleh Blogger.
Kritik dan Saran
Kemajuan butuh kritik dan saran dari semua elemen
BTemplates.com
Achmad Choirul Umam
email: attuwungiyu@gmail.com
nama Pena: Elkutub
Facebook: Elkutub Merdeka
Penulis adalah Alumnus PP. Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta
Blogroll
Contact
Popular Posts
-
هَذَا الْقُرْأنُ هَذَا الْقُرْأنُ يُوَحِّدُنَا لِطَرِيْقِ الْخَيْرِ يُؤَدِّبُنَا اللهُ تَعَالى أَنْزَلَه وَرَسُوْلُ اللهِ مُعَلِّمُن...
-
فَيَآ أَيُّهَا الرَّاجُوْنَ مِنْهُ شَفَاعَةً، صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْ...
-
Zaman sekarang Zaman sekarang banyak wanita Menghias diri bagai telanjang Dengan senang hati pemerkan badan Katanya itu o...
-
Temanten Anyar Pembukaan Sungguh senangnya pengantin baru Malam pertama oh malu-malu Malam kedua padamkan lampu Malam ketig...
-
Do’aTahiyat اَلتَّحِيَّاتُالْمُبَارَكَاتُالصَّلَوَاتُالطَّيِّباَتُلِلّهِ. اَلسَّلاَمُعَلَيْكَأَيُّهَاالنَّبِيُّوَرَحْمَةُاللهِوَبَرَكَا...
statistics
Google Plus
Facebook
Twitter
Posting Komentar