HAKEKAT PENGETAHUAN, ditinjau dari Definisi Jenis Hakikat dan Sumber
HAKEKAT PENGETAHUAN
(Definisi, Jenis, Hakekat dan Sumber)
Disusun Oleh:
ACHMAD CHOIRUL UMAM
NIM: 18204021010
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA
2018
BAB I
- PENDAHULUAN
Filsafat itu berfikir sistematis dan radikal.[1] Obyek formal filsafat itu segala sesuatu yang ada, baik tampak maupun tidak, yang tampak dinamakan empiris[2] dan yang tidak tampak dinamakan metafisika.[3] Obyek
formal filsafat itu berupa sudut
pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional[4]
tentang segala yang ada baik nampak
ataupun tidak.
Obyek ilmu
ada dua; obyek material dan obyek formal. Objek material terkait dengan yang dijadikan sasaran kajian. Objek formal berbicara metode kajian.
Sehingga filsafat adalah sudut pandang tentang segala sesuatu
yang ada; berupa yang empiris dan metafisika secara menyeluruh, radikal dan
sistematis. Sedangkan ilmu adalah metode untuk mengkaji sasaran kajian. Secara
ringkas filsafat ilmu adalah metodologi berfikir terhadap yang empiris maupun
metafisika, secara menyeluruh, radikal dan sistematis.
Menurut Conny semiawan,
filsafat ilmu adalah ilmu yang berbicara
tentang ilmu pengetahuan yang kedudukanya diatas ilmu lainya. Menurut Jujun
suria sumantri, filsafat ilmu adalah bagian dari epistemologi (filsafat ilmu)
yang ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan mengenai hakitat ilmu, yaitu
ontologis, epistemologis, aksiologis. menurut A. Cornelius Bejamin filsafat
ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis menelaah, kususnya
mengenai metode, konsep-konsep dan pra anggapan, serta letaknya dalam kerangka
umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual. Sehingga filsafat ilmu menurut
para ahli adalah suatu ilmu metode, konsep-konsep serta pra-anggapan untuk
mengkaji pengetahuan secara sistematis, yang melingkupi dari sisi ontologis,
epistimologis, dan aksiologis.
Ilmu pengetahuan merupakan cabang
dari pengetahuan, pengetahuan merupakan cabang dari filsafat ilmu, dan filsafat
ilmu merupakan cabang dari filsafat. Sehingga pengetahuan itu bagian dari
filsafat ilmu, sedangkan filsafat ilmu cabang dari filsafat. Pengetahuan (knowledge) lebih luas dari pengetahuan ilmiah
(science). Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan hanya salah satu jenis
pengetahuan yang memiliki ciri-ciri khusus. Thomas
Huxley mengemukakan bahwa inti sains tidak lebih dari akal sehat yang terlatih
dan tertata.[5]
Dalam hal ini, mungkin dapat
dipahami sebagai berikut:
FILSAFAT FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN
ILMIAH.
Filsafat memiliki cabang yaitu filsafat
ilmu, Cabang dari filsafat ilmu yaitu pengetahuan, Pengetahuan secara umum ada
dua yaitu pengetahuan sendiri dan pengetuhuan ilmiah (ilmu pengetahuan).
- RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penulisan makalah sebagai berikut:
- Apa definisi dan jenis pengetahuan?
- Apa hakikat dan sumber pengetahuan?
- TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah, sebagai berikut:
- Mengetahui
definisi dan jenis pengetahuan
- Mengetahui hakikat
dan sumber pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
DAN JENIS PENGETAHUAN
1. Definisi
Pengetahuan
Pengetahuan secara
redaksional berasal dari kata tahu yang artinya 1. Mengerti sesudah
melihat (menyaksikan, mengalami dan sebagainya). 2. Kenal (akan); mengenal, 3.
Mengindahkan; memedulikan, 4. Mengerti; berpengertian, 5. Pandai; cakap, 6.
Insaf; sadar, 7. Pernah. Diantara banyaknya makna tahu dalam KBBI
tersebut, makna yang paling mendekati dapat disesuaikan dengan konteks
pengetahuan adalah mengerti sesuatu reasksi dari sesudah melihat, sesuatu, yang
dimaksud dengan melihat adalah menyaksikan dan mengalami. Sehingga pengetahuan
itu terjadi usai seseorang menyaksikan dan mengalami pada obyek tertentu.
Pengetahuan dalam bahasa Inggris disebut dengan knowledge yang artinya; 1) kenyataan
atau kondisi menyadari sesuatu. 2) kenyataan
atau kondisi mengetahui sesuatu yang diperoleh secara umum melalui
pengalaman atau asosiasi. 3) sejumlah pengetahuan, susunan kebenaran
informasi, dan prinsip-prinsip yang diperoleh manusia, 4)
kenyataan atau kondisi memiliki informasi yang
sedang dipelajari.[6] Di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti segala sesuatu yang
diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal
mata pelajaran.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui dan disadari oleh manusia dari suatu kenyataan,
yang diperoleh melalui pengalaman berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran
terhadap yang dipelajarinya. Menurut hemat penulis, pegetahuan itu dapat berupa
pengalaman seseorang, fakta atau tidak yang pasti pengalaman seseorang itu
sudah termasuk menjadi pengetahuan. Bisa jadi pemahaman lebih luas, bahwa
pengetahuan yang faktual dan dapat dibenarkan itu yang nantinya mengarah pada
ilmu pengetahuan. Secara mendasar ada beberapa unsur yang terlibat dalam
pengetahuan: yakni subyek (manusia), obyek (alam) baik pengalaman maupun fakta
yang terdapat dalam alam itu sendiri.
Pengetahuan secara termininologi menurut para ahli: pertama, Menurut Pudjawidjana
pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar
melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil
yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu. Kedua, menurut Notoatmodjo , pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Ketiga, Menurut Jujun S,
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan
bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Menurut
pengertian para ahli tersebut dapat dipahami bahwa pengetahuan adalah sesuatu
yang diketahui manusia, dari hasil reaksi manusia terhadap alam sekitar atau
obyek tertentu yang ditentukan memalui pengindraan manusia. Pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca
indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari
proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia
dan bersikap dan bertindak.[7]
Ada beberapa istilah yang dipakai dalam
pengetahuan, seperti ilmu pengetahuan, ilmu dan sains. Ketiga
istilah tersebut dianggap memiliki makna dan maksud yang sama, sehingga
istilah-istilah itu bebas digunakan dalam wacana keilmiahan tanpa dikaitkan
dengan konotasi spesifik atau bidang tertentu. Pengetahuan yang diproses menurut metode
ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat pengetahuan yang
kemudian disebut pengetahuan atau ilmu. Pengetahuan adalah keseluruhan
pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang
dunia dan segala isinya, termasuk manusia, dan kehidupannya. Sedangkan ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda dan syarat tertentu
yaitu sistematis, rasional, empiris, umum dan komulatif (bersusun timbun) serta
lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang
distudinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan pemikiran dan pengindraan
manusia.[8]
2. Jenis Pengetahuan
Jenis atau maca-macam pengetahuan, dalam
membagi macam-macam pengetahuan ada beberapa macam, diantaranya menurut Abbas
Hamami: jenis pengetahuan ada empat: pertama, Pengetahuan pra ilmiah/pengetahuan
biasa ( ordinary knowledge/common sense knowledge). Kedua, Pengetahuan ilmiah/ilmu (Scientific
Knowledge/Science/Demontratif Knowledge). Ketiga, Pengetahuan Filsafat (Philosophical Knowledge). Keempat, Pengetahuan Keagamaan (Religious
Knowledge).[9]
Penjelasanya sebagai berikut:
1.
Pengetahuan pra ilmiah/pengetahuan biasa (ordinary
knowledge/common sense knowledge). Pengetahuan ini
muncul karena kegiatan akal sehat manusia yang ingin mengetahui sesuatu
terhadap kejadian kejadian sehari-hari. Pengetahuan ini diperoleh melalui
persepsi dngan menggunakan panca indera.
2.
Pengetahuan ilmiah/ilmu (Scientific
Knowledge/Science/Demontratif Knowledge). Pengetahuan ini mempunyai aras yang lebih tinggi dan sempurna dari pada
pengetahuan biasa. Pengetahuan biasa bisa menjadi pengetahuan ilmiah dengan
adanya syarat-syarat tertentu.
3.
Pengetahuan Filsafat (Philosophical Knowledge).
Pengetahuan ini adalah pengetahuan yang membahas hal-hal yang sigfatnya dasar
atau hakekat dari objek yang dipikirkannya.
4.
Pengetahuan Keagamaan (Religious Knowledge).
Pengetahuan ini adalah pengetahuan proses terjadinya mempergunakan keyakinan
sebagai dasar pembenaran. Pengetahuaan ini sifatnya dogmatik. Pengetahuan ini
bersumber dari wahyu.
B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
1. Hakikat Pengetahuan
Dapat dikatakan menjadi pengetahuan apabila terdapat usaha didalamnya,
sebab pengetahuan sendiri itu merupakan hasil reaksi manusia sendiri atas obyek
yang dia lihat, kalau obyek tersebut dilihat semata maka menjadi pengalaman,
dan apabila obyek tersebut dilihat dengan cara ilmu melihat maka akan menjadi
ilmu pengetahuan. Sehingga usaha yang dilakukan secara nonilmiah menghasilkan
pengetahuan (knowledge), dan bukan science. Sedangkan melalui usaha yang
bersifat ilmiah menghasilkan pengetahuan ilmiah atau ilmu.
Dengan demikian secara umum hakikat pengetahuan dapat kita pahami
sebagai berikut:
1. Pengetahuan non ilmiah/ pengetahuan biasa (common sense). Pengetahuan non ilmiah ialah pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori
metode ilmiah. Secara umum pengetahuan non ilmiah ialah hasil pemahaman
manusia mengenai suatu objek tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan
ilmiah ialah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan
metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah lebih sempurna
karena telah mempunyai dan memenuhi syarat tertentu dengan cara berpikir yang
khas, yaitu metodologi ilmiah.
3. Pengetahuan noesis (filsafat).
Pengetahuan
Noesis (filsafat) adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang
dicari adalah sebab-sebab yang paling hakiki. Pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan kebanaran yang asli yang mengandung ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau pengetahuan yang
objeknya adalah arche ialah prinsip utama yang mencakup epistemo-logik dan
metafisik, ontologi dan aksionlogi.
4. Pengetahuan agama.
definisi
pengetahuan agama adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui
para Nabi dan Rasul-Nya yang bersifat mutlak dan wajib diikuti para pemeluknya.
Menjadi tolak ukur kebenaran dalam suatu keyakinan dan perpegang pada kitab
yang dipegang para pememluknya.
1.
Rasinalisme:
Pengetahuan adalah sesuatu yang dapat diterima akal manusia.
2.
Idealisme: pengetahuan adalah proses-proses mental dan
psikologis yang bersifat subyektif.
3.
Empirisme: hakikat pengetahuan adalah pengalaman indrawi,
yang dialami.
4.
Positivisme: hakikat pengetahuan adalah suatu kenyataan
bukan suatu pengalaman.
5.
Praktisme: hakikat pengetahuan adalah kemanfaataan secara
praktis bagi kehidupan.
2.
Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan ialah apa yang
menjadi titik-tolak atau apa yang merupakan objek pengetahuan itu sendiri.
Pandangan Plato,
sumber pengetahuan adalah rasio.[11] Adapun cara kerja kaum
rasionalisme adalah berdasarkan penalaran deduktif, logis, dan matematis.[12] Pandangan Aristoteles, sumber
Pengetahuan adalah pengalaman.[13] Kedua pandangan tokoh filsut ini tentang sumber
pengetahuan; yaitu
rasionalisme dan empirisme,
paling dominan diterima dibanding filsuf lainya.
Faham rasionalisme beranggapan
bahwa, terdapat prinsip-prinsip dasar dunia tertentu, yang diakui benar oleh
rasio (akal) manusia. Berdasar prinsip ini menghasilkan pengetahuan deduksi[14]
yang ketat tentang dunia. Prinsip-prinsip pertama ini bersumber pada budi
manusia dan tidak dijabarkan oleh pengalaman.
Bertrand Arthur William Russell (1872-1970 M), membedakan
dua macam pengetahuan, yaitu pertama, pengetahuan melalui pengalaman; a)
data indrawi, b) benda-benda memori, c) keadaan internal, dan
d) diri kita sendiri (ourselves). Kedua, pengetahuan deskripsi; a)
pengetahuan orang lain, dan b) benda-benda fisik, tetapi bukan dari hasil
pengamatan melainkan konstruksi.
Jhon Hospers (1918-2011 M),
menjelaskan bahwa sumber pengetahuan yaitu: a) pengalaman indrawi (sense
experience), b) akal-budi (reason), c) otoritas (authority),
d) intuisi (intuition), e) wahyu (revelation), f) keyakinan ( faith).
Menurut Mulyadi Kartanegara, sumber ilmu pengetahuan merupakan alat atau sesuatu darimana individu memperoleh informasi tentang
suatu objek. Karena manusia mendapatkan informasi
dari indera dan akal, maka sumber
ilmu pengetahuan adalah empirisme (indera) dan rasionalisme (akal).
Menurut David Hume mengemukakan bahwa
manusia sejak lahir tidak mempunyai
pengetahuan sama sekali, pengetahuannya didapatkan melalui pengideraan. Hasil
dari pengamatan melalui inderanya, maka menghasilkan dua hal; kesan
(impression) dan ide (idea).
Menurut Von Glasersfeld, pengetahuan itu dibentuk oleh
struktur konsepsi seseorang sewaktu dia
berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dapat berarti dua macam.
Pertama,lingkungan yang menunjuk pada keseluruhan obyek dan semua relasinya
yang diabstraksikan dari pengalaman. Kedua, lingkungan yang menunjuk pada
sekeliling hal itu yang telah diisolasikan. Pendeknya, sumber pengetahuan yang
diakui keabsahannya dalam perspektif Barat hanya rasionalisme dan empirisme.
No
|
Tokoh Filsuf
|
Sumber Pengetahuan
|
1
|
Plato (427-347
SM)
|
Rasio Manusia,
dengan prinsip-prinsip: a. penalaran deduktif, b. Penalaran logis, c.
Penalaran matematis
|
2
|
Aristoteles
(384-322 SM)
|
Berdasarkan pengalaman, dengan metode empiris-eksperimental
|
3
|
Bertrand Arthur William Russell (1872-1970 M)
|
|
4
|
Jhon Hospers (1918-2011 M)
|
a) pengalaman indrawi (sense experience), b)
akal-budi (reason), c) otoritas (authority), d) intuisi (intuition), e) wahyu
(revelation), f) keyakinan ( faith)
|
5
|
Mulyadi Kartanegara
|
|
6
|
David Hume
|
|
BAB
III
KESIMPULAN
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui
manusia, dari hasil reaksi manusia terhadap alam sekitar atau obyek tertentu
yang ditentukan memalui pengindraan manusia. Jenis dan hakekat pengetahuan
dapat berupa: pengetahuan non ilmiah, ilmiah, filsafat dan agama. Adapun sumber
pengetahuan dapat dari reaksi indrawi semata yakni pengalaman, atau empiris. Bisa
jadi bersumber dari akal yang disembut dengan rasionalis, bisa jadi bersifat
intuisi yakni pengetahuan yang cepat datangnya tetapi cepat pula hilangnya, dan
yang paling sakral bersumber dari wahyu yakni agama.
Demikian pemaparan dari penulis,
tentu banyak khilaf, kealpaan penulis dalam menyarikan berbagai informasi
tentang pengetahuan terkait pengertian, jenis, hakikat dan sumbernya. Oleh
karena itu sudah menjadi kewajiban para pembaca budiman menambahi kekurangan
tersebut, sebab tiada pengetahuan yang abadi. Salam ta’dhim alfaqir.
Daftar
Pustaka
Kuntjojo.
2009. Filsafat Ilmu. Universitas Nusantara PGRI. KEDIRI : 2 0 0 9.
Lubis, Akhyar Yusuf. 2016. Filsafat
Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press. Cetakan ketiga.
Biyanto. 2015. Filsafat Ilmu dan Ilmu
Keislaman. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cetakan Pertama.
Wilujeng, Sri
Wahyuni. 2014. lmu Dalam Perspektif Filsafat (Suatu UpayaMengembalikan Ilmu
pada Hakikatnya). Dalam Jurnal HUMANIKA Vol. 20 Nomor 2.
Defitra, Ivan
Eldes.__. Ilmu dan Hakekat Ilmu Pengetahuan dalam Nilai Agama. Jurnal __ .
Makhmudah,
Siti. 2018. Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam. Jurnal:
AL-MURABBI Volume 4, Nomor 2.
Izzatur Rusuli dan
Zakiul Fuady M. Daud. 2015. Ilmu pengetahuan dari john lock eke
al-al-attas. Jurnal Pencerahan. Volume 9, Nomor 1.
Wahana, Paulus: Menguak
kebenaran ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam kegiatan perkuliahan. Jurnal
Filsafat Vol. 18. Nomor 3, Desember 2008.
[2] Empiris dalam KBBI artinya berdasarkan pengalaman (terutama yang
diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan)
[3]
Metafisika dalam KBBI ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang
nonfisik atau tidak kelihatan.
[4]
Rasional dalam KBBI artinya menurut pikiran dan pertimbangan yang logis;
menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal.
[5]
Lubis, Akhyar Yusuf: Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2016 Hal. 64
[6] Izzatur Rusuli dan Zakiul Fuady M. Daud. Ilmu
pengetahuan dari Jhon Locke ke al-Attas. Jurnal
Pencerahan Volume 9, Nomor 1, (Maret) 2015, halaman 12-13.
[7] Makhmudah, Siti: Hakikat Ilmu
Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam. Jurnal: AL-MURABBI
Volume 4, Nomor 2, Januari 2018 ISSN 2406-775X. Halaman 202.
[8] Makhmudah, siti, Hakikat Ilmu Pengetahuan
dalam Perspektif Modern dan Islam, AL-MURABBI Volume 4, Nomor 2, Januari 2018.
Hal. 213-214.
[9] Wilujeng, Sri Wahyuni: lmu Dalam
Perspektif Filsafat (Suatu Upaya Mengembalikan Ilmu pada Hakikatnya) HUMANIKA
Vol. 20 No. 2 (2014). Hal. 96.
Defitra,
Ivan Eldes: Ilmu dan Hakekat Ilmu Pengetahuan dalam Nilai Agama. Jurnal __ Hal.
164-165.
[11] Plato
(427-347 SM) ia adalah murid dari Socrates (469-399 SM) adalah tokoh rasionalisme klasik, sedangkan tokoh
rasionalisme Modern adalah Rene Descartes (1596-1650 M), Baruch de Spinoza (1632-1677 M), Gottfried Wilhem Leibniz (1646-1716 M). Rasionalisme menjadikan rasio (akal) sebagai sumber terpercaya dan utama bagi
pengetahuan. Kaum rasionalis percaya bahwa proses pemikiran abstrak (rasional)
dapat mencapai pengetahuan dan kebenaran fundamental,
meliputi; a. apa yang “ada" (tentang realitas) dan strukturnya, b. tentang alam semesta pada umumnya. Realitas dan beberapa kebenaran
tentang realitas dapat diketahui tanpa
pengamatan dari pengalaman atau tanpa penggunaan metode
empiris. Sehingga pengetahuan yang demikian dinamakan pengetahuan
a priori, artinya pengetahuan yang diperoleh tanpa perantara pengalaman.
[12] Lubis,
Akhyar Yusuf: Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2016 Hal. 33
[13] Aristoteles
(384-322 SM) adalah tokoh empirisme klasik,
ia merupakan murid dari plato. Adapun tokoh-tokoh
empirisme Modern seperti Sir Francis Bacon (1561-1626 M), John Locke (1632-1704 M), George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776 M). Mereka berpendapat
bahwa ilmu pengetahuan
harus didasarkan pada metode empiris-eksperimental, sehingga kebenarannya
dapat dibuktikan.
[14] Deduksi dalam KBBI artinya:
penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penyimpulan dari yang umum ke yang
khusus.
0 komentar :
Loading..
Santri kudu wani kluruk
el_kutub. Diberdayakan oleh Blogger.
Kritik dan Saran
Kemajuan butuh kritik dan saran dari semua elemen
BTemplates.com
Achmad Choirul Umam
email: attuwungiyu@gmail.com
nama Pena: Elkutub
Facebook: Elkutub Merdeka
Penulis adalah Alumnus PP. Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta
Blogroll
Contact
Popular Posts
-
هَذَا الْقُرْأنُ هَذَا الْقُرْأنُ يُوَحِّدُنَا لِطَرِيْقِ الْخَيْرِ يُؤَدِّبُنَا اللهُ تَعَالى أَنْزَلَه وَرَسُوْلُ اللهِ مُعَلِّمُن...
-
فَيَآ أَيُّهَا الرَّاجُوْنَ مِنْهُ شَفَاعَةً، صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْ...
-
Zaman sekarang Zaman sekarang banyak wanita Menghias diri bagai telanjang Dengan senang hati pemerkan badan Katanya itu o...
-
Temanten Anyar Pembukaan Sungguh senangnya pengantin baru Malam pertama oh malu-malu Malam kedua padamkan lampu Malam ketig...
-
Do’aTahiyat اَلتَّحِيَّاتُالْمُبَارَكَاتُالصَّلَوَاتُالطَّيِّباَتُلِلّهِ. اَلسَّلاَمُعَلَيْكَأَيُّهَاالنَّبِيُّوَرَحْمَةُاللهِوَبَرَكَا...
statistics
Google Plus
Facebook
Twitter