HAKEKAT PENGETAHUAN, ditinjau dari Definisi Jenis Hakikat dan Sumber

HAKEKAT PENGETAHUAN
(Definisi, Jenis, Hakekat dan Sumber) 
Disusun Oleh:
ACHMAD CHOIRUL UMAM
NIM: 18204021010 
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
 2018

BAB I

  1. PENDAHULUAN
Filsafat itu berfikir sistematis dan radikal.[1] Obyek formal filsafat itu segala sesuatu yang ada, baik tampak maupun tidak, yang tampak dinamakan empiris[2] dan yang tidak tampak dinamakan metafisika.[3] Obyek formal filsafat itu berupa sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional[4] tentang segala yang ada baik nampak ataupun tidak. Obyek ilmu ada dua; obyek material dan obyek formal. Objek material terkait dengan yang dijadikan sasaran kajian. Objek formal berbicara metode kajian.
Sehingga filsafat adalah sudut pandang tentang segala sesuatu yang ada; berupa yang empiris dan metafisika secara menyeluruh, radikal dan sistematis. Sedangkan ilmu adalah metode untuk mengkaji sasaran kajian. Secara ringkas filsafat ilmu adalah metodologi berfikir terhadap yang empiris maupun metafisika, secara menyeluruh, radikal dan sistematis.
Menurut Conny semiawan, filsafat ilmu adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan yang kedudukanya diatas ilmu lainya. Menurut Jujun suria sumantri, filsafat ilmu adalah bagian dari epistemologi (filsafat ilmu) yang ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan mengenai hakitat ilmu, yaitu ontologis, epistemologis, aksiologis. menurut A. Cornelius Bejamin filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis menelaah, kususnya mengenai metode, konsep-konsep dan pra anggapan, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual. Sehingga filsafat ilmu menurut para ahli adalah suatu ilmu metode, konsep-konsep serta pra-anggapan untuk mengkaji pengetahuan secara sistematis, yang melingkupi dari sisi ontologis, epistimologis, dan aksiologis.
Ilmu pengetahuan merupakan cabang dari pengetahuan, pengetahuan merupakan cabang dari filsafat ilmu, dan filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat. Sehingga pengetahuan itu bagian dari filsafat ilmu, sedangkan filsafat ilmu cabang dari filsafat. Pengetahuan (knowledge) lebih luas dari pengetahuan ilmiah (science). Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan hanya salah satu jenis pengetahuan yang memiliki ciri-ciri khusus. Thomas Huxley mengemukakan bahwa inti sains tidak lebih dari akal sehat yang terlatih dan tertata.[5]
Dalam hal ini, mungkin dapat dipahami sebagai berikut:
FILSAFAT                      FILSAFAT ILMU                        PENGETAHUAN                       PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH.
Filsafat memiliki cabang yaitu filsafat ilmu, Cabang dari filsafat ilmu yaitu pengetahuan, Pengetahuan secara umum ada dua yaitu pengetahuan sendiri dan pengetuhuan ilmiah (ilmu pengetahuan).
  1. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penulisan makalah sebagai berikut:
  1. Apa definisi dan jenis pengetahuan?
  2. Apa hakikat dan sumber pengetahuan?
  1. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah, sebagai berikut:
  1. Mengetahui definisi dan jenis pengetahuan
  2. Mengetahui hakikat dan sumber pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN

A.  DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
1.    Definisi Pengetahuan
Pengetahuan secara redaksional berasal dari kata tahu yang artinya 1. Mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami dan sebagainya). 2. Kenal (akan); mengenal, 3. Mengindahkan; memedulikan, 4. Mengerti; berpengertian, 5. Pandai; cakap, 6. Insaf; sadar, 7. Pernah. Diantara banyaknya makna tahu dalam KBBI tersebut, makna yang paling mendekati dapat disesuaikan dengan konteks pengetahuan adalah mengerti sesuatu reasksi dari sesudah melihat, sesuatu, yang dimaksud dengan melihat adalah menyaksikan dan mengalami. Sehingga pengetahuan itu terjadi usai seseorang menyaksikan dan mengalami pada obyek tertentu.
Pengetahuan dalam bahasa Inggris disebut dengan knowledge yang artinya; 1) kenyataan atau kondisi menyadari sesuatu. 2) kenyataan atau kondisi mengetahui sesuatu yang diperoleh secara umum melalui pengalaman atau asosiasi. 3) sejumlah pengetahuan, susunan kebenaran informasi, dan prinsip-prinsip yang diperoleh manusia, 4) kenyataan atau kondisi memiliki informasi yang sedang dipelajari.[6] Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal mata pelajaran.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan disadari oleh manusia dari suatu kenyataan, yang diperoleh melalui pengalaman berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran terhadap yang dipelajarinya. Menurut hemat penulis, pegetahuan itu dapat berupa pengalaman seseorang, fakta atau tidak yang pasti pengalaman seseorang itu sudah termasuk menjadi pengetahuan. Bisa jadi pemahaman lebih luas, bahwa pengetahuan yang faktual dan dapat dibenarkan itu yang nantinya mengarah pada ilmu pengetahuan. Secara mendasar ada beberapa unsur yang terlibat dalam pengetahuan: yakni subyek (manusia), obyek (alam) baik pengalaman maupun fakta yang terdapat dalam alam itu sendiri.
Pengetahuan secara termininologi menurut para ahli: pertama, Menurut Pudjawidjana pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu. Kedua, menurut Notoatmodjo , pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Ketiga, Menurut Jujun S, Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Menurut pengertian para ahli tersebut dapat dipahami bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui manusia, dari hasil reaksi manusia terhadap alam sekitar atau obyek tertentu yang ditentukan memalui pengindraan manusia. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak.[7]
Ada beberapa istilah yang dipakai dalam pengetahuan, seperti ilmu pengetahuan, ilmu dan sains. Ketiga istilah tersebut dianggap memiliki makna dan maksud yang sama, sehingga istilah-istilah itu bebas digunakan dalam wacana keilmiahan tanpa dikaitkan dengan konotasi spesifik atau bidang tertentu. Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat pengetahuan yang kemudian disebut pengetahuan atau ilmu. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia, dan kehidupannya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda dan syarat tertentu yaitu sistematis, rasional, empiris, umum dan komulatif (bersusun timbun) serta lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang distudinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan pemikiran dan pengindraan manusia.[8]
2.    Jenis Pengetahuan
Jenis atau maca-macam pengetahuan, dalam membagi macam-macam pengetahuan ada beberapa macam, diantaranya menurut Abbas Hamami: jenis pengetahuan ada empat: pertama, Pengetahuan pra ilmiah/pengetahuan biasa ( ordinary knowledge/common sense knowledge). Kedua, Pengetahuan ilmiah/ilmu (Scientific Knowledge/Science/Demontratif Knowledge). Ketiga, Pengetahuan Filsafat (Philosophical Knowledge). Keempat, Pengetahuan Keagamaan (Religious Knowledge).[9]
Penjelasanya sebagai berikut:
1.      Pengetahuan pra ilmiah/pengetahuan biasa (ordinary knowledge/common sense knowledge). Pengetahuan ini muncul karena kegiatan akal sehat manusia yang ingin mengetahui sesuatu terhadap kejadian kejadian sehari-hari. Pengetahuan ini diperoleh melalui persepsi dngan menggunakan panca indera.
2.      Pengetahuan ilmiah/ilmu (Scientific Knowledge/Science/Demontratif Knowledge). Pengetahuan ini mempunyai aras yang lebih tinggi dan sempurna dari pada pengetahuan biasa. Pengetahuan biasa bisa menjadi pengetahuan ilmiah dengan adanya syarat-syarat tertentu.
3.      Pengetahuan Filsafat (Philosophical Knowledge). Pengetahuan ini adalah pengetahuan yang membahas hal-hal yang sigfatnya dasar atau hakekat dari objek yang dipikirkannya.
4.      Pengetahuan Keagamaan (Religious Knowledge). Pengetahuan ini adalah pengetahuan proses terjadinya mempergunakan keyakinan sebagai dasar pembenaran. Pengetahuaan ini sifatnya dogmatik. Pengetahuan ini bersumber dari wahyu.

B.  HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
1.    Hakikat Pengetahuan
Dapat dikatakan menjadi pengetahuan apabila terdapat usaha didalamnya, sebab pengetahuan sendiri itu merupakan hasil reaksi manusia sendiri atas obyek yang dia lihat, kalau obyek tersebut dilihat semata maka menjadi pengalaman, dan apabila obyek tersebut dilihat dengan cara ilmu melihat maka akan menjadi ilmu pengetahuan. Sehingga usaha yang dilakukan secara nonilmiah menghasilkan pengetahuan (knowledge), dan bukan science. Sedangkan melalui usaha yang bersifat ilmiah menghasilkan pengetahuan ilmiah atau ilmu.
Dengan demikian secara umum hakikat pengetahuan dapat kita pahami sebagai berikut:
1.      Pengetahuan non ilmiah/ pengetahuan biasa (common sense). Pengetahuan non ilmiah ialah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah. Secara umum pengetahuan non ilmiah ialah hasil pemahaman manusia mengenai suatu objek tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2.    Pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan ilmiah ialah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah lebih sempurna karena telah mempunyai dan memenuhi syarat tertentu dengan cara berpikir yang khas, yaitu metodologi ilmiah.
3.    Pengetahuan noesis (filsafat).
Pengetahuan Noesis (filsafat) adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling hakiki. Pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebanaran yang asli yang mengandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau pengetahuan yang objeknya adalah arche ialah prinsip utama yang mencakup epistemo-logik dan metafisik, ontologi dan aksionlogi.
4.    Pengetahuan agama.
definisi pengetahuan agama adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui para Nabi dan Rasul-Nya yang bersifat mutlak dan wajib diikuti para pemeluknya. Menjadi tolak ukur kebenaran dalam suatu keyakinan dan perpegang pada kitab yang dipegang para pememluknya.
Sedangkan Hakikat pengetahuan berdasarkan aliran yang berkembang[10] adalah sebagai berikut:
1.      Rasinalisme: Pengetahuan adalah sesuatu yang dapat diterima akal manusia.
2.      Idealisme: pengetahuan adalah proses-proses mental dan psikologis yang bersifat subyektif.
3.      Empirisme: hakikat pengetahuan adalah pengalaman indrawi, yang dialami.
4.      Positivisme: hakikat pengetahuan adalah suatu kenyataan bukan suatu pengalaman.
5.      Praktisme: hakikat pengetahuan adalah kemanfaataan secara praktis bagi kehidupan.
2.    Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan ialah apa yang menjadi titik-tolak atau apa yang merupakan objek pengetahuan itu sendiri.  Pandangan Plato, sumber pengetahuan adalah rasio.[11] Adapun cara kerja kaum rasionalisme adalah berdasarkan penalaran deduktif, logis, dan matematis.[12] Pandangan Aristoteles, sumber Pengetahuan adalah pengalaman.[13] Kedua pandangan tokoh filsut ini tentang sumber pengetahuan; yaitu rasionalisme dan empirisme, paling dominan diterima dibanding filsuf lainya.
Faham rasionalisme beranggapan bahwa, terdapat prinsip-prinsip dasar dunia tertentu, yang diakui benar oleh rasio (akal) manusia. Berdasar prinsip ini menghasilkan pengetahuan deduksi[14] yang ketat tentang dunia. Prinsip-prinsip pertama ini bersumber pada budi manusia dan tidak dijabarkan oleh pengalaman.
Bertrand Arthur William Russell (1872-1970 M), membedakan dua macam pengetahuan, yaitu pertama, pengetahuan melalui pengalaman; a) data indrawi, b) benda-benda memori, c) keadaan internal, dan d) diri kita sendiri (ourselves). Kedua, pengetahuan deskripsi; a) pengetahuan orang lain, dan b) benda-benda fisik, tetapi bukan dari hasil pengamatan melainkan konstruksi.
Jhon Hospers (1918-2011 M), menjelaskan bahwa sumber pengetahuan yaitu: a) pengalaman indrawi (sense experience), b) akal-budi (reason), c) otoritas (authority), d) intuisi (intuition), e) wahyu (revelation), f) keyakinan ( faith).
Menurut Mulyadi Kartanegara, sumber ilmu pengetahuan merupakan alat atau sesuatu darimana individu memperoleh informasi tentang suatu objek. Karena manusia mendapatkan informasi dari indera dan akal, maka sumber ilmu pengetahuan adalah empirisme (indera) dan rasionalisme (akal).
Menurut David Hume mengemukakan bahwa manusia sejak lahir tidak mempunyai pengetahuan sama sekali, pengetahuannya didapatkan melalui pengideraan. Hasil dari pengamatan melalui inderanya, maka menghasilkan dua hal; kesan (impression) dan ide (idea).
Menurut Von Glasersfeld, pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dapat berarti dua macam. Pertama,lingkungan yang menunjuk pada keseluruhan obyek dan semua relasinya yang diabstraksikan dari pengalaman. Kedua, lingkungan yang menunjuk pada sekeliling hal itu yang telah diisolasikan. Pendeknya, sumber pengetahuan yang diakui keabsahannya dalam perspektif Barat hanya rasionalisme dan empirisme.

No
Tokoh Filsuf
Sumber Pengetahuan
1
Plato (427-347 SM)
Rasio Manusia, dengan prinsip-prinsip: a. penalaran deduktif, b. Penalaran logis, c. Penalaran matematis
2
Aristoteles (384-322 SM)
Berdasarkan pengalaman, dengan metode empiris-eksperimental
3
Bertrand Arthur William Russell (1872-1970 M)
  1. Pengetahuan empiris, berdasar data indrawi, benda-benda memori, keadaan internal, diri seseoarang
  2. Pengetahuan deskriptif, berdasar pengertahuan orang lain, benda-benda fisik sebagai kontruktif.
4
Jhon Hospers (1918-2011 M)
a) pengalaman indrawi (sense experience), b) akal-budi (reason), c) otoritas (authority), d) intuisi (intuition), e) wahyu (revelation), f) keyakinan ( faith)
5
Mulyadi Kartanegara
  1. Sumber empirisme (indera)
  2. Sumber rasionalisme (akal)
6
David Hume
  1. Sumber pengamatan dari pengideraan
  2. Hasil yang diperoleh kesan (impression) dan ide (idea).

BAB III
KESIMPULAN
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui manusia, dari hasil reaksi manusia terhadap alam sekitar atau obyek tertentu yang ditentukan memalui pengindraan manusia. Jenis dan hakekat pengetahuan dapat berupa: pengetahuan non ilmiah, ilmiah, filsafat dan agama. Adapun sumber pengetahuan dapat dari reaksi indrawi semata yakni pengalaman, atau empiris. Bisa jadi bersumber dari akal yang disembut dengan rasionalis, bisa jadi bersifat intuisi yakni pengetahuan yang cepat datangnya tetapi cepat pula hilangnya, dan yang paling sakral bersumber dari wahyu yakni agama.
Demikian pemaparan dari penulis, tentu banyak khilaf, kealpaan penulis dalam menyarikan berbagai informasi tentang pengetahuan terkait pengertian, jenis, hakikat dan sumbernya. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban para pembaca budiman menambahi kekurangan tersebut, sebab tiada pengetahuan yang abadi. Salam ta’dhim alfaqir.

Daftar Pustaka
Kuntjojo. 2009.  Filsafat Ilmu. Universitas Nusantara PGRI. KEDIRI : 2 0 0 9.
Lubis, Akhyar Yusuf. 2016. Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press. Cetakan ketiga.
Biyanto. 2015. Filsafat Ilmu dan Ilmu Keislaman. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cetakan Pertama.
Wilujeng, Sri Wahyuni. 2014. lmu Dalam Perspektif Filsafat (Suatu UpayaMengembalikan Ilmu pada Hakikatnya). Dalam Jurnal HUMANIKA Vol. 20 Nomor 2.
Defitra, Ivan Eldes.__. Ilmu dan Hakekat Ilmu Pengetahuan dalam Nilai Agama. Jurnal __ .
Makhmudah, Siti. 2018. Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam. Jurnal: AL-MURABBI Volume 4, Nomor 2.
Izzatur Rusuli dan Zakiul Fuady M. Daud. 2015. Ilmu pengetahuan dari john lock eke al-al-attas. Jurnal Pencerahan. Volume 9, Nomor 1.

Wahana, Paulus: Menguak kebenaran ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam kegiatan perkuliahan. Jurnal Filsafat Vol. 18. Nomor 3, Desember 2008.







[1] Radikal dalam KBBI artinya maju dalam berfikir atau bertindak.
[2] Empiris dalam KBBI artinya berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan)
[3] Metafisika dalam KBBI ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan.
[4] Rasional dalam KBBI artinya menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal.
[5] Lubis, Akhyar Yusuf: Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2016 Hal. 64
[6] Izzatur Rusuli dan Zakiul Fuady M. Daud. Ilmu pengetahuan dari Jhon Locke ke al-Attas. Jurnal Pencerahan Volume 9, Nomor 1, (Maret) 2015, halaman 12-13.
[7] Makhmudah, Siti: Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam. Jurnal: AL-MURABBI Volume 4, Nomor 2, Januari 2018 ISSN 2406-775X. Halaman 202.
[8] Makhmudah, siti, Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam, AL-MURABBI Volume 4, Nomor 2, Januari 2018. Hal. 213-214.
[9] Wilujeng, Sri Wahyuni: lmu Dalam Perspektif Filsafat (Suatu Upaya Mengembalikan Ilmu pada Hakikatnya) HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014). Hal. 96.
Defitra, Ivan Eldes: Ilmu dan Hakekat Ilmu Pengetahuan dalam Nilai Agama. Jurnal __ Hal. 164-165.
[10] Ivan Eldes Dafrita. ILMU DAN HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN DALAM NILAI AGAMA. Jurnal …..
[11] Plato (427-347 SM) ia adalah murid dari Socrates (469-399 SM) adalah tokoh rasionalisme klasik, sedangkan tokoh rasionalisme Modern adalah Rene Descartes (1596-1650 M), Baruch de Spinoza (1632-1677 M), Gottfried Wilhem Leibniz (1646-1716 M). Rasionalisme menjadikan rasio (akal) sebagai sumber terpercaya dan utama bagi pengetahuan. Kaum rasionalis percaya bahwa proses pemikiran abstrak (rasional) dapat mencapai pengetahuan dan kebenaran fundamental, meliputi; a. apa yang ada" (tentang realitas) dan strukturnya, b. tentang alam semesta pada umumnya. Realitas dan beberapa kebenaran tentang realitas dapat diketahui tanpa pengamatan dari pengalaman atau tanpa penggunaan metode empiris. Sehingga pengetahuan yang demikian dinamakan pengetahuan a priori, artinya pengetahuan yang diperoleh tanpa perantara pengalaman.
[12] Lubis, Akhyar Yusuf: Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2016 Hal. 33
[13] Aristoteles (384-322 SM) adalah tokoh empirisme klasik, ia merupakan murid dari plato. Adapun tokoh-tokoh empirisme Modern seperti Sir Francis Bacon (1561-1626 M), John Locke (1632-1704 M), George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776 M). Mereka berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus didasarkan pada metode empiris-eksperimental, sehingga kebenarannya dapat dibuktikan.
[14] Deduksi dalam KBBI artinya: penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penyimpulan dari yang umum ke yang khusus.

0 komentar :

Santri kudu wani kluruk

el_kutub. Diberdayakan oleh Blogger.

Kritik dan Saran

Kemajuan butuh kritik dan saran dari semua elemen

BTemplates.com

Achmad Choirul Umam email: attuwungiyu@gmail.com nama Pena: Elkutub Facebook: Elkutub Merdeka Penulis adalah Alumnus PP. Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta

Blogroll